Mewaspadai ‘Roh Humanisme’
BeritaMujizat.com – Teologi – ‘Roh humanisme’ adalah roh yang sangat kuat, bahkan roh yang memiliki kekuatan yang serupa dan gambar Tuhan. Manusia diciptakan segambar denganNya, dan ketika manusia jatuh dalam dosa, roh manusia itu menjadi mati atau rusak total.
Paulus menggambarkan roh manusia lama ini sebagai adam yang yang lama. Sedangkan Kristus adalah Adam yang baru (Rom 5:12-19). Ketika kita diciptakan baru (I Kor. 5:17), manusia baru kita mendapatkan ZOE atau kehidupan kekal. Manusia baru inilah yang mampu berkomunikasi dengan Roh Kudus untuk diajarkan kebenaran Kristus sehingga kita mengerti kehendak Bapa.
Yang menjadi masalah, adam yang lama masih hidup dalam daging. Sebab itu peperangan yang lama dan yang baru akan selalu ada. Bahkan kekuatan adam yang lama membuat Paulus merasa dirinya sebagai ‘manusia celaka’ (Roma 7:24).
Dilain pihak, manusia baru sendiri tidak sepenuhnya roh. Seperti Kristus yang 100% Tuhan, dan 100% manusia. Manusia rohani kita 100% adalah divine, dan 100% adalah manusia. Sebab itu cara berfikir paradox yang both/and bukan either/or harus diterapkan.
Konsekuensi dari pemikiran ini adalah : dalam mengerjakan sesuatu kita harus melihat dari sisi Kekekalan, dan sisi Kemanusiaan secara simultan atau bersamaan.
Apabila hanya sisi kekekalan, kita akan jatuh ke kristen mistik yang tidak mendarat. Apabila hanya dari sisi kemanusiaan, kita akan menjadi kristen humanis yang memperbolehkan ‘semua yang manusiawi’ termasuk same-sex marriage (LGBT-isme).
Sebagai contoh praktis, dalam belajar Alkitab, kita harus dituntun Roh Kudus secara supranatural dan sekaligus belajar homiletik, teologi, exegesis secara manusiawi atau natural sehingga seimbang. Sebagai pemain musik gereja, kita wajib menjadi worshipper dan belajar hidup secara profetis, sekaligus harus belajar musical skill sehingga ‘indah kedengaran’, dan seterusnya.
***
Keseimbangan itu tidak terjadi di gereja-gereja barat. Saat ini gereja-gereja barat sedang dilanda roh humanisme demikian parah, dan mulai ditularkan ke gereja-gereja di dunia dalam bentuk prosperity gospel, hypergrace, success theology, atau cessationist yang tidak percaya lagi Tuhan bisa bicara di jaman modern.
Gereja-gereja timur kebalikannya semakin ‘mistis’ dan mulai kehilangan pegangan prinsip-prinsip fundamental kekristenan. Dan khusus di Indonesia, kemistisan gerakan profetik di Indonesia bisa dikategorikan parah. Sifat suku-suku asli Indonesia yang sangat spiritual telah sinkretis dan masuk kegereja. Sehinga kegerakan karismatik sering kemasukan ilmu-ilmu perdukunan.
Seperti Kristus yang Ilahi dan Manusiawi, seperti Alkitab yang disusun oleh manusia dalam tuntunan Ilahi, demikanlah sifat manusia baru kita. Itulah divine humanism (humanisme Ilahi) yang berbeda dengan human humanism (humanisme manusia).
Humanisme Ilahi inilah yang harus bisa terpancar keluar dari pengikut-pengikut Kristus. Mengasihi Tuhan dan mengasihi sesama dengan Kasih Ilahi, bukan kasih manusiawi. Waspada.
Karena sama seperti semua orang mati dalam persekutuan dengan Adam, demikian pula semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus
(I Kor. 15:22)
Penulis : Hanny Setiawan
Sumber : Institut Karismatik Reformasi Indonesia