Mengapa Gerakan Profetik Sering Membuat Perpecahan?
BeritaMujizat.com – Profetik – Gerakan profetik pada dasarnya adalah gerakan doa. Sejalan dengan gerakan karismatik yang menekankan penyembahan, maka lahirlah pergerakan Penyembahan Syafaat (Worship Intercession). International House of Prayer (IHOP) Kansas adalah salah satu bentuk pelayanan yang bergerak dibidang ini sepenuhnya.
Esensi dari gerakan profetik itu sendiri sebenarnya sangat sederhana. Seperti kotbah Yesus dibukit, mendengar dan melakukan (hear and obey) adalah prinsip sederhana dalam membangun.
Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu.
(Mat 7:24-25)
Jadi, sebenarnya tidak ada hal yang baru. Semua aliran kekristenan, bahkan sebenarnya agama diajarkan untuk mendengarkan Tuhan, dan taat semua perintahNya. Bukankah ini prinsip yang sederhana?
Yang menjadi masalah sebenarnya sederhana, semua aliran merasa mendengar suara Tuhan. Akhirnya, gereja secara institusi sempat membatasi hal ini, sehingga pekerjaan “mendengar Tuhan” hanya diserahkan kepada pastor, bishop, ataupun petinggi gereja.
1517 Martin Luther membongkar masalah ini, dan membangkitkan kegerakan kaum awam (gerakan reformasi). Akibatnya, setelah Luther muncul berbagai macam aliran dan denominasi. Kegerakan kontra reformasi menuduh hal ini sebagai masalah yang disebabkan Luther sampai sekarang.
Perbedaan Bukan Perpecahan
Dalam Tubuh Kristus, ada banyak anggota (I Kor 12), akibatnya setiap anggota memiliki fungsi yang berbeda-beda. Dari konteks ini, Paulus hendak menerangkan bahwa perbedaan seharusnya bukanlah perbedaan. Meskipun kita menyadari bahwa ada perbedaan yang benar-benar perbedaan yang mengakibatkan perpecahan, tapi tidak semuanya demikan.
Perbedaan mandat dengan sendirinya membuat sudut pandang menjadi berbeda. Inilah yang kurang dimengerti orang-orang profetik. Akhirnya, terjadi perpecahan yang tidak perlu karena hanya karena “mandat yang berbeda”
Perpecahan Paulus dan Barnabas sebenarnya tidak perlu apabila Paulus dan Barnabas mengerti bahwa mereka memiliki mandat yang berbeda mengenati Markus. Artinya, keduanya benar. Menjadi salah karena masing-masing memaksakan “apa yang didapat” kepada yang lain.
Budaya menghormati (culture of honor) adalah solusi. Tanpa budaya saling menghormati, Tubuh Kristus akan selalu dalam perpecahan yang tidak perlu. Denominasi, aliran, atau sinode, pada dasarnya lahir dari suara profetik yang dipercaya masing-masing dan “diinstitusikan”.
Untuk menyelesaikan mandat, institusi memang dibutuhkan, tapi ketika mandat baru diberikan belum tentu institusi yang lama (baca: kirbat) mampu menangani sehigga dibutuhkan bentuk yang baru.
Lalu bagaimana? Ketajaman profetik seharusnya membangun, menghibur dan menguatkan, bukan membawa kepada perpecahan dan ketidaknyamanan. Apa gunanya mendengar suara Tuhan apabila hati pahit?
Jagalah supaya jangan ada seorangpun menjauhkan diri dari kasih karunia Allah, agar jangan tumbuh akar yang pahit yang menimbulkan kerusuhan dan yang mencemarkan banyak orang.
Ibr 12:15
Penulis : Hanny Setiawan