Ketika Kebencian Menjadi Puncak dari Kehidupan Spiritual
BeritaMujizat.com – Renungan – Banyaknya aksi teror dan berkembangnya konflik SARA hari-hari ini sesungguhnya adalah wujud dari rasa benci yang menjadi puncak kehidupan spiritual. Ini adalah hal aneh karena sesungguhnya tidak ada yang setuju apabila agama disamakan dengan kebencian.
Akan tetapi beberapa aksi teror dan tindak kekerasan yang hari ini terjadi justru dilakukan oleh orang yang merasa dirinya saleh. Mereka mengancam, menghina, menekan, atau bahkan hingga membunuh penganut ajaran agama lain sebagai wujud rasa hormat kepada Tuhan.
Mereka bahkan merasa layak mendapat pujian atau pahala yang sangat tinggi ketika mereka berhasil melakukan tindakan tersebut. Ini adalah wujud nyata bagaimana kebencian menjadi puncak dari kehidupan spiritual yang didambakan oleh beberapa orang.
Ini merupakan ironi yang tidak hanya melukai satu ajaran agama saja, melainkan semua orang sedang memperjuangkan kehidupan spiritualnya. Jika puncak kehidupan adalah kebencian, dakwah atau pengkabaran Injil justru menjadi berita buruk, bukan kabar baik.
Hal ini tentu menjadi angin segar bagi orang yang tidak percaya adanya Tuhan. Mereka semakin percaya diri menyebarkan “injil” mereka kepada orang-orang agar tidak lagi percaya sama Tuhan. Tentu menjadi hal yang sangat menyedihkan apabila sila pertama berubah atau dihilangkan karena dianggap tidak relevan lagi.
Jadi tidaklah berlebihan apabila aksi teror atas nama agama kemudian seharusnya menjadi musuh bersama yang harus dilawan. Dilawan bukan cara membenci. Karena benci atau phobia terhadap suatu kelompok agama adalah bentuk lain kebencian itu sendiri.
Dilawan dengan keberanian menyatakan kebenaran bahwa kebencian bukan puncak dari kehidupan spiritual yang Tuhan mau manusia hidupi. Berani menyatakan bahwa toleransi sesungguhnya adalah hal yang sudah dilakukan turun temurun karena adanya nilai-nilai luhur Ketuhanan yang selalu diajaga.
Berani menyatakan bahwa persatuan bangsa ini terjalin dari sebuah perbedaan, bukan memaksakan sebuah persamaan atau berusaha menghilangkan perbedaan. Ini adalah perjuangan nyata melawan kebencian yang harus terus lakukan dan ajarakan pada semua orang yang percaya bahwa Tuhan adalah kasih bukan benci.
Cukuplah kita mengukuti aksi terorisme atas nama agama, karena jika kita terus mengutuki maka kebencian memiliki ruang untuk berekembang dalam kehidupan spiritual kita. Kita harus merangkul semua orang apapun suku, ras , agamanya sebagai satu saudara di dalam Tuhan.
Penulis : Gilrandi ADP