Kekristenan Individualistik Lahir Dari Teologi Tanpa Tubuh Kristus
BeritaMujizat.com – Karismatik Reformasi – Yesus adalah kepala Gereja. Dialah yang membangun Gereja secara universal. Tidak ada kelompok kristen mainstream manapun yang menolak pernyataan iman ini. Kitab Efesus memperlihatkan dimensi Gereja yang digambarkan sebagai jemaat, bangunan, bait suci, keluarga, tubuh, sampai mempelai.
Setiap dimensi memperlihatkan bahwa yang disebut Gereja oleh Kristus adakah satu kesatuan yang utuh. Kesucian, kekudusan, dan keagunganNya yang termanifestasi melalui GerejaNya hanya dapat terwujud dalam keesaan Gereja. Kitab Efesus dalam 6 pasalnya memperlihatkan dengan jelas tujuan Salib bagi GerejaNya, yaitu menyatukan umatNya dengan Dia secara utuh.
Sebab Ia telah menyatakan rahasia kehendak-Nya kepada kita, sesuai dengan rencana kerelaan-Nya, yaitu rencana kerelaan yang dari semula telah ditetapkan-Nya di dalam Kristus sebagai persiapan kegenapan waktu untuk mempersatukan di dalam Kristus sebagai Kepala segala sesuatu, baik yang di sorga maupun yang di bumi. (Ef 1:9-10)
Kata menjadi satu dalam Dia, dalam bahasa Yunani dipakai anakephalaiomai (G326), dari asal kata kephalaion, kephalaioō (G2774, G2776) yang artinya adalah komprehensif, keseluruhan, jumlah total, pusat, dan utama. Menarik pilihan kata yang LAI (Lembaga Alkitab Indonesia) pilih adalah kepala sangat mirip dengan bahasa Yunani yang digunaka.
Kitab Efesus yang ditulis Rasul Paulus sangat sarat dengan pokok-pokok pengajaran penting dalam kekristenan. Anugerah bukan perbuatan baik (Ef 2:8-9), Rasul dan Nabi sebagai dasar (Ef 2:19-20), Lima Jawatan (Ef 4:11-16), Keluarga (Ef 5), Dunia supernatural (Ef 6). Semua pengajaran itu ditulis dalam satu tema besar, Keesaan Gereja.
Hanya di dalam Efesuslah di dalam PB, dimana kata jemaat berarti gereja yang universal bukan suatu kelompok lokal. Ia dimaksudkan untuk memberitahukan kepada bangsa-bangsa lain akan panggilan yang baru bagi mereka, dan ia mengungkapkan materi tubuh Kristus dimana tidak ada Yahudi atau Yunani, majikan atau budak (Merryl C. Tenney, Survey Perjanjian Baru)
***
Ekklesiologi Paulus dalam kitab Efesus bisa disebutkan sebagai Teologi Tubuh Kristus (body of christ theology). Teologi yang bisa dikatakan hilang dalam gemerlapnya teologi pengembangan pribadi (self development theology) dalanm gereja-gereja modern lintas denominasi.
Dalam bahasa lebih luas bisa dikatakan teologi Injili (evangelical) dan karismatik pentakosta (pentecostal) tidak bisa dilepaskan dari teologi Oikumene (ecumenical). Ketiga aliran besar teologi ini seakan-akan terpisah, tapi sebenarnya adalah satu kebenaran, teologi yang trinitas (trinitarian theology)
Dalam pemikiran yang Injili, Solo Christo (hanya Kristus) adalah dasar dari iman. Diluar Yesus Kristus yang mati, dan bangkit, kemudian naik ke surga, tidak ada kekristenan. Dalam pemikiran karismatik pentakosta, Roh Kudus adalah pribadi satu-satunya yang mampu menerangkan siapa Yesus, dan apa yang Yesus kerjakan kepada gerejaNya. Roh Kudus adalah Tuhan yang Immanuel bersama umatNya.
Dalam pemikiran Oikumene, keesaan Gereja adalah kemutlakan. Pemikiran yang baik ini sayangnya terjerumus di liberalisme yang mencoba menyatukan gereja secara sosial politik. Akhirnya gerakan Oikumene kadang terkesan menerima apapun demi kesatuan gereja. Paham humanis ini yang akhirnya memasukkan LGBT-isme dalam gerakan-gerakan Oikumene.
Stigma liberalnya Oikumene ini menyebabkan Injili dan Karismatik Pentakosta menjauhi dan akhirnya apatis dalam usaha-usaha kesatuan tubuh kristus. Jemaat lebih diajarkan mandat injil daripada mandat budaya (istilah Calvin). Dalam ekstrem yang lebih kekanan, dalam gereja-gereja karismatik modern yang banyak dimasuki injil-injil kemakmuran, jemaat hanya diajarkan untuk menjadi sukses, berhasil, ataupun beriman untuk diri sendiri atau kelompok sendiri.
Teologi karismatik reformasi mempercayai bahwa kekristenan individualistik adalah kekristenan yang terbentuk karena hilangnya pemikiran Oikumene seperti dalam kitab Efesus dalam mimbar-mimbar injili dan karismatik pentakosta.
***
Pengajaran Hati Bapa (Father’s Heart) adalah sebuah wahyu yang diberikan kepada gereja karismatik modern untuk memasukkan pemikian Oikumene dalam pengajarannya. Begitu mengerti tentang hati Bapa yang tidak terbatas, tak bersyarat, dan tidak sektarian, tiba-tiba lengkaplah teologi yang dipelajari.
Ketika bicara tentang panggilan, tidak lagi sekedar berfikir panggilan pribadi, tapi panggilan untuk melengkapi tubuh Kristus.
Ketika bicara tentang uang, tidak lagi sekedar berfikir untuk menjadi kaya atau berhasil, tapi untuk mendanai dan menjadi kendaraan untuk membangun tubuh Kristus.
Ketika bicara tentang sekolah, tidak lagi sekedar “menyenangkan orang tua” atau menyiapkan masa depan, tapi melengkapi diri untuk membangun tubuh Kristus.
Ketika bicara tentang pasangan, tidak lagi sekedar “cinta”, atau cocok atau tertarik, tapi lebih sebagai teman pewaris kerajaan Surga untuk kepentingan tubuh Kristus.
Intinya semua yang kita kerjakan haruslah demi kepentingan tubuh Kristus. Sekecil apapun yang kita kerjakan, apabila itu adalah bagian dari rencana Ilahi untuk tubuh Kristus, maka hal itu akan berdampak global.
Inilah sebabnya dalam Ef 4:11-16 secara khusus dituliskan tentang fungsi lima jawatan. Pekerjaaan rasul, nabi, penginjil, gembala, dan guru adalah melengkapi tubuh kristus sehingga dewasa. Inilah yang harus diajarkan kepada jemaat awal sejak awal mereka terima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat.
Bukan hanya mengajarkan mereka sudah diselamatkan, tapi sekarang mereka adalah bagikan dari kita, dan kita ada didalam Kristus, dan Kristus adalah bagian dari Allah Tritunggal. Itulah anugerah, kita yang berdosa dapat menjadi bagian dari keluarga kerajaan.
Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar, untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus, sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus, sehingga kita bukan lagi anak-anak, yang diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran, oleh permainan palsu manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan, tetapi dengan teguh berpegang kepada kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala. Dari pada-Nyalah seluruh tubuh, –yang rapih tersusun dan diikat menjadi satu oleh pelayanan semua bagiannya, sesuai dengan kadar pekerjaan tiap-tiap anggota–menerima pertumbuhannya dan membangun dirinya dalam kasih. (Ef 4:11-16)
Penulis : Hanny Setiawan
Sumber : IKRI