RenunganSpiritualitas

Kekristenan Ditengah Perang Dingin Ketuhanan vs Kemanusiaan


KWI-13Mar2015R

BeritaMujizat.com – Renungan – Kita sedang menghadapi kenyataan sulit yang disebabkan adanya perang dingin yang diakibatkan gagal paham terhadap Ketuhanan dan kemanusiaan. Perang dingin ini bahkan telah menjadi tantangan semua bangsa diseluruh dunia.

Perang ini lebih rumit dari perang dingin antara Amerika dan Uni Soviet yang sempat terjadi. Kita dapat melihat banyak orang menjadi fanatik dan bahkan sangat rasis terhadap kelompok yang berbeda dengan keyakinannya, hanya karena mereka ingin melakukan ibadah dengan sempurna.

Baca juga : Peran Penting Indonesia dalam Menangkal Radikalisme dan Lgbt

Bahkan mereka rela menjadi teroris yang tidak segan-segan membunuh orang dengan sangat keji. Demi agama dan Tuhan yang mereka percayai, seseorang tidak malu melakukan hal gila bahkan jika melanggar hukum sekalipun, mereka akan tetap lakukan.

Hal ini menjadikan agama sangat rentan untuk dipolitisasi dan diekploitasi oleh kelompok tertentu demi kepentingan tertentu. Ketakukan seseorang kehilangan upah iman karena dianggap gagal menjalankan ajaran agama dengan sempurna menjadi dorongan utama yang terus ditekankan pada jemaat.

Disisi lain, banyak orang menjadi skeptis bahkan sebagian besar berubah menjadi atheis karena mereka merasa agama gagal menjadi solusi utama terhadap masalah-masalah kemanusiaan. Mereka menolak membicarakan Tuhan atau agama di depan umum, dan menempatkan spiritulitas dalam ruang rahasia pribadi yang kadang tabu untuk disentuh.

Orang-orang jenuh dengan ibadah dan aktivitas spiritual karena dianggap tidak relevan dengan problematika yang mereka sedang hadapi hari ini. Banyak orang juga tidak mau dianggap fanatik yang membuat mereka dapat dijauhi rekan-rekan atau komunitas mereka.

Baca juga : Yerusalem Baru dan Agenda Tuhan atas Manusia

Hal ini dimanfaatkan juga oleh beberapa kelompok untuk menyebarkan ajaran mereka seperti LGBT. Strategi playing victim menjadi pilihan utama untuk meraih simpati dan dukungan dari masyarakat. Alasan kemanusiaan menjadi jalan untuk melegalkan pemikiran mereka yang jelas-jelas bertentangan dengan nilai Ketuhanan yang Maha Esa.

Dalam hal ini Gereja Tuhan mempunyai peran vital untuk menjadi terang agar banyak orang tidak terjebak dalam fanatisme agama yang sempit dan nilai-nilai kemanusiaan yang kebablasan. Ditengah perang dingin fanatisme agama dan kemanusiaan yang keblabasan Kekristenan harus dapat melahirkan gerakan non blok.

Untuk dapat melahirkan gerakan non blok, Hukum Kasih yang Tuhan Yesus ajarakan kepada kita harus menjadi hukum tertinggi dalam hidup orang percaya. Injil Kasih Karunia menjadi kunci memahami dengan benar hubungan antara Ketuhanan dan kemanusiaan.

Hukum Kasih juga harus selalu menjadi refleksi kita dalam menyikapi isu-isu dan fenomena-fenomena yang muncul dalam masa perang dingin ini. Misalnya terorisme, politisasi agama, propanganda LGBT, dan persekusi atas nama agama atau persekusi karena anti agama.

 

Penulis : Gilrandi ADP

Comments

Related Articles

Back to top button