Juli 13
Harga dari Visi tentang Tuhan
Dalam tahun matinya raja Uzia aku melihat Tuhan.
(Yesaya 6:1)
Intro:
Prioritas Anda haruslah menjadikan Allah yang pertama, yang kedua, dan ketiga, sampai hidup Anda terus-menerus berhadapan dengan Allah. Tidak seorang pun yang lain dipertimbangkan untuk menggantikan tempat Allah (dalam hidup Anda) dengan alasan apa pun.
Renungan:
“Dalam tahun matinya raja Uzia aku melihat Tuhan….” (Yesaya 6:1)
Sejarah jiwa pribadi dengan Allah sering tidak lepas dari sejarah kematian para pahlawan kita – orang yang kita idolakan. Berulang kali Allah harus ”menyingkirkan” para sahabat kita untuk menggantikan tempat mereka dengan diri-Nya, dan membuat kita surut, merasa gagal, dan tawar hati.
Marilah kita lihat dalam pengalaman pribadi kita.
Bila saya menghormati orang yang saya kagumi, di mana dalam diri orang itu saya melihat Tuhan, lalu orang itu meninggal, apakah saya mandeg? Apakah saya menjadi kecut? Atau, apakah saya seperti Yesaya dalam ayat di atas “…aku melihat Tuhan”?
Visi atau penglihatan saya tentang Tuhan tergantung pada keadaan karakter saya. Karakter saya menentukan dapat atau tidaknya kebenaran disingkapkan kepada saya. Sebelum saya dapat berkata, “Aku melihat Tuhan,” haruslah ada sesuatu yang dalam karakter saya selaras dengan citra Allah.
Sebelum saya dilahirkan kembali dan sungguh-sungguh dapat mulai melihat Kerajaan Allah, saya hanya melihat dalam batas perspektif saya yang bias.
Apa yang saya butuhkan adalah proses pembedahan Allah – di mana Dia akan memakai situasi di luar diri saya untuk mewujudkan pemurnian batiniah dalam diri saya.
Prioritas Anda haruslah menjadikan Allah yang pertama, yang kedua, dan ketiga, sampai hidup Anda terus-menerus berhadapan dengan Allah dan tidak seorang pun yang lain dipertimbangkan untuk menggantikan tempat Allah dengan alasan apa pun.
Doa Anda akan menjadi, “Di seluruh dunia tiada lain, kecuali Engkau, ya Allah, tiada seorang pun, kecuali Engkau.” Teruslah membayar harga visi tersebut. Biarlah Allah menyaksikan bahwa Anda bersedia hidup sesuai dengan visi itu.
Penulis : Oswald Chamber
Sumber : Sabda.Net, M. Agustinus Purba