Hanya Diperlukan Satu Kata “YA” Untuk Sebuah Terobosan yang Besar
BeritaMujizat.com – Profetik – Gathering yang diadakan oleh Family Journey Malaysia ini berlangsung di Kuantan pada tanggal 15 dan 16 September 2019. Pujian penyembahan, doa, deklarasi, dan tindakan profetik adalah hal yang lekat dalam gathering ini. Mereka menantikan Tuhan dan membiarkan Tuhan sendiri yang berperkara dalam gathering ini. Gathering kali ini adalah Gathering terakhir di Malaysia sebelum Rosh Hashanah, tahun baru Yahudi – Pelebaran Rumah dalam Roh.
Di sesi pertama, Tuhan memanggil yang saat itu hadir dengan berkata, “Malaysia, Aku memerlukanmu! Jangan lihat dirimu sendiri. Aku akan mempersiapkan engkau. Aku hanya memerlukan kata “YA” dari engkau dan Aku akan membuat yang tidak mungkin menjadi mungkin!” Bersama, dengan satu suara dan satu hati, kami berkata “YA” dan merespon panggilan Tuhan dengan “Ini kami! Kami mempersembahkan kepadamu, satu Tubuh, maka Engkau akan datang sebagai Kepala dan Engkau akan melakukan segala yang Engkau rindukan atas Malaysia!”
16 September adalah Hari Malaysia dan bersama memasuki hari yang penting ini sebagai satu tubuh, dengan komitmen yang diperbaharui untuk tidak menghitung harga yang harus dibayar, tapi menyerahkan semua kepada Dia, untuk kepentingan Era Baru yang dimasuki.
Satu perwakilan dari masing-masing bagian negara Malaysia membawa sebuah batu yang mewakili negara bagian mereka, dan di hari bersejarah ini dibangunlah sebuah Altar Peringatan. Sangat menarik karena batu yang disusun di Altar Peringatan ini terdiri dari 13 negara bagian, 3 wilayah, dan 1 batu yang mewakili Tubuh Kristus di negara ini. Totalnya ada 17 batu. Dan sekali lagi, Tuhan mengingatkan lewat 17 batu yang disusun ini tentang “oneness” (kesatuan) yang Dia rindukan dalam Yohanes 17. Dan satu lagi yang terjadi saat disusunnya batu-batu, pemimpin yang membawa batu yang mewakili gereja-gereja melukis pada batu tersebut kata “Yohanes 17”!
Malaysia disebut sebagai “Negara Pelangi”, karena ada banyak kelompok yang berbeda-beda dalam satu negara. Bagi yang mempercayai tentang suku-suku, bersama dengan semua ras yang ada di Malaysia, menggambarkan pelangi ini begitu indah selama Gathering ini. Saat mendeklarasikan “YA” bersama, teriakan suara yang sepenuh hati dan sofar dirilis, batu-batu diletakkan di altar, tari-tarian ditarikan saat pujian penyembahan sorak-sorai, dan menyanyikan lagu “Come what may, we will obey!” (Apapun yang terjadi, kami akan tetap taat) dengan sepenuh hati.
Anak-anak muda memegang peranan penting sepanjang Gathering berlangsung – dari administrasi, pujian penyembahan, tari-tarian, discernment, dalam menyampaikan apa yang ada dalam hati mereka, dan dalam pelayanan yang lain. Apapun yang mereka lakukan, mereka lakukan sepenuh hati. Mereka berjalan dengan rendah hati tapi juga lugas, dalam keluarga yang aman, mereka adalah kunci dari sebuah terobosan. Adalah sebuah hak istimewa untuk berjalan bersama dengan tiga generasi – menghormati, mendahulukan yang lain, dan merilis satu sama lain ke posisi ilahi mereka di era baru. Hanya dengan berjalan dalam penyelarasan dengan Tuhan dan yang lain, otoritas akan diterima untuk berjalan dalam panggilan Tuhan pada kita. Jadi ini adalah sebuah sukacita untuk berjalan dalam banyak generasi dalam sebuah keluarga. Tentulah ini apa yang Tuhan harapkan.
Ketika Keluarga Malaysia masuk dalam penyelarasan, mereka mampu memanggil keluarga Singapura dan Indonesia untuk datang dan berdiri bersama mereka. Tiga negara ini menyampaikan isi hati mereka dan saling berkomitmen satu sama lain, dan berjanji untuk berjalan bersama dalam “oneness” (kesatuan), seperti segitiga yang lain – Segitiga Asia Tenggara.
Hati kami sangat tersentuh pada banyaknya yang datang dari bermacam-macam negara yang berdiri bersama kami. Mereka yang dari macam-macam negara sangat menguatkan keluarga Malaysia.
Sumber : “Celebrating the past; moving forward in faith”