Bendera Yang Hilang, Sebuah Pelajaran Profetik
BeritaMujizat.com – Profetik – Tuhan mengajar kita secara prinsip melalui Firman yang tertulis, alkitab. Meskipun demikan, Tuhan bukan Tuhan yang diam, tapi Dia adalah Tuhan yang secara aktif berbicara kepada kita memberikan petunjuk (direction) dalam setiap langkah kehidupan kita. Itulah yang disebut berjalan dalam profetik. Sangat sederhana.
Yesus mengajarkan bahwa domba-domba mendengar suara GembalaNya (Yoh 10). Rasul Yohanes mengingatkan jemaat-jemaat untuk menggungakan telinga rohani mendengar Roh Kudus (Wahyu 3:22). Jadi, mengatakan bahwa profetik tidak penting, atau bahkan tidak benar (sesat) adalah sesuatu yang sangat salah. Tuhan masih bicara, Dia tidak bisu.
Seperti bapa dengan anak-anaknya, Tuhan bicara (berkomunikasi) dengan kita. Meskipun kadang kita tidak bisa bicara utuh, dan cedal-cedal, Tuhan bisa mengerti apa mau kita. Kita pun mengerti Tuhan bicara dengan kita karena Roh Kudus mengajar untuk berdoa dalam kelemahan kita (Rom 8:26)
Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan. (Rom 8:26)
Artinya, dalam berkomunikasi dengan Tuhan (berdoa), kita mendengar dan bicara secara supernatural dibantu Roh Kudus. Inilah yang disebut profetik. Tidak ada yang luar biasa dalam pemikiran ini. Semua aliran kristen mengajarkan kita berdoa, tapi karena istilah profetik sering digunakan golongan karismatik, kadang menjadi tidak nyaman.
Implikasinya, dalam kehidupan sehari-hari kita, apabila kita sadar (aware) maka kita akan menemukan banyak petunjuk Roh Kudus yang sedang mengajari kita isi Hati dan Pikiran Yesus. Kesadaran Ilahi (divine awareness) inilah yang bisa disebut kecerdasan rohani (spiritual quotient).
Bendera Yang Hilang
21-23 Maret 2018 di Pulau Jeju Korea di adakan Global Gathering yang pada dasarnya adalah doa bersama dari bangsa-bangsa untuk terobosan bagi Korea Utara dan Selatan (sumber). Dan secara luar biasa memang terjadi terobosan dan beberapa minggu setelah doa, Korea Utara dan Selatan membuat persetujuan perdamaian.
Pergerakan yang disebut Family Journey ini percaya bahwa dalam setiap pertemuan atau gathering, setiap ketaatan berharga menjadi ketaatan bersama (corporate obedience) yang membawa kepada otoritas Ilahi dalam tubuh Kristus.
Menarik untuk dibagikan, ketika saya, istri, dan kedua anak digerakkan Tuhan untuk taat dan berangkat ke pertemuan tersebut ada sebuah kisah kecil tapi sangat kuat Roh Kudus bicara. Kita berangkat dengan semangat membawa bendera merah putih untuk dikibarkan di Jeju, Korea.
Tapi ketika transit di Malaysia, bendera itu hilang dan tertinggal di airport. Kita kecewa, karena sudah disiapkan, dan saya pribadi pun merasa ada yang hilang. Meskipun itu “hanya bendera” tapi rasanya seperti ada yang hilang.
Tiba-tiba, terbersit secara spontan, dan ada suatu impresi yang mengatakan “ganti bendera”. Kemudian saya sadar, Roh Kudus sedang memberikan petunjuk untuk mengganti bendera merah putih menjadi bendera korea. Mengapa demikan, apa artinya?
Itulah cara berdoa syafaat yang benar, kita tidak bisa berdoa syafaat (intercession) untuk orang lain, kota, bangsa, atau apapun kalau hati kita belum diganti benderanya. Sebuah pencerahan yang luar biasa, sebuah pewahyuan yang mengubah banyak hal.
Inilah yang disebut belas kasihan (compassion), ketika kita bisa menangis untuk orang lain, kota, dan bangsa dengan cara kita mengganti bendera keakuan kita. Ketika kita bersyafaat tanpa mengganti bendera maka kita tidak mampu berempati dan merasakan.
Sebuah pelajaran profetik dari Bendera Yang Hilang yang bisa menjadi sebuah contoh bahwa Tuhan kita berbicara dengan cara yang sangat sederhana, tapi sangat dalam. Ingat Roh Kudus mengajar kita mengerti hati dan pikiran Yesus, dan seluruh hati dan pikiran Yesus hanya berisi 1 hal, kehendak Bapa.
Jadi, Bapa kita mengerti benar cara berkomunikasi dengan anak-anaknya. Yang pintar, bodoh, kaya, miskin, tua, muda, siapapun asalkan membuka hati dan percaya, kita akan mampu mendengar dan mengerti.
Menjadi profetis bukanlah menjadi hak istimewa segelintir orang percaya, tapi justru semua orang percaya harus mengerti profetik. Profetik adalah DNA dari Imamat yang Rajani (I Pet 2:9-10). Sehingga fungsi Nabi (profetik), Imam, Raja dalam Perjanjian Lama semua termanifestasi dalam kehidupan orang percaya secara pribadi maupun korporat (tubuh Kristus).
Penulis : Hanny Setiawan