GerejaMandat Budaya

Polemik Gereja Palsu: Kritik yang Membangun atau Malah Menyakiti Tubuh Kristus?


BeritaMujizat.com – Gereja –Tertangkapnya pendeta Billy Sindoro dalam kasus suap proyek yang melibatkan bupati Bekasi, kembali menyalakan polemik internal dalam tubuh Gereja. Banyak muncul meme-meme yang kemudian menyinggung tentang hamba Tuhan dan Gereja Palsu.

Meme-meme tersebut bahkan telah berkembang menjadi tabel pemikiran yang kemudian menjadi viral di media sosial. Dalam tabel pemikiran tersebut, Gereja palsu didentifikasi sebagai yang Gereja yang beorientasi pada bisnis atau materi semata.

Teologi sukses dan kemakmuran memang harus dikritisi dalam konteks pengajaran. Teologi yang mendorong hedonisme dan materialisme dalam Gereja tersebut memang kurang tepat dan harus dilawan.

Beberapa nubuatan dan pesan profetik sebenarnya juga telah menyatakan bahwa saat ini sedang terjadi proses pembersihan Gereja. Para pemimpin Gereja dan organisasi Gereja yang tidak murni satu persatu mulai berguguran.

Baca juga : El-Bethel House of Prayer solo-mengadakan-24-jam-non-stop

Sayangnya kasus Billy Sindoro dijadikan pembenaran untuk menghakimi secara sepihak Gereja besar yang dinilai kaya atau yang dipimpin oleh seseorang yang memiliki kepentingan di dunia bisnis, sebagai Gereja yang palsu.

Hal ini tentu kurang tepat dan kurang bijak karena identifikasi Gereja palsu yang sempit tersebut hanya akan memecah belah Gereja dan menghancurkan bangunan tubuh Kristus. Gereja kembali terjebak untuk kembali saling menyakiti, bukan untuk saling membangun satu sama lain.

Kritik yang seharusnya membangun dan menyadarkan berubah menjadi penghakiman yang menimbulkan kebencian dan perpecahan. Pandangan sempit akan Gereja palsu ini juga dapat menghancurkan proses transformasi Gereja yang sedang terjadi.

Fenomena hamba-hamba Tuhan dalam dunia usaha praktis sebenarnya menunjukan meluasnya peran Gereja dalam kehidupan masyarakat. Gereja tidak hanya menjadi institusi sakral penjaga moral tetapi mulai bergerak juga dalam segala aspek kehidupan.

Jika kita lihat dalam kasus Billy sindoro, sebagai hamba Tuhan dia sebenarnya memiliki jaringan yang cukup kuat. Ada jaringan pemerintahan, jaringan pengusaha, dan mungkin saja jaringan politik yang berhubungan langsung dengan pemimpin Gereja.

Jika hamba Tuhan tersebut dapat memainkan peran yang benar, Gereja tentu dapat memberi pengaruh yang sangat besar dalam kehidupan masyarakat melalui jaringan tersebut. Akan tetapi peran penting tersebut tentu harus diikuti dengan integritas yang tinggi sehingga tidak terseret arus negatif.

Memang tidak mudah menemukan sosok yang mempunyai integritas, yang dapat menjalankan peran penting Gereja di dunia marketplace ini. Budaya yang korupsi yang sudah mengakar dan besarnya aliran uang yang ada, sering menjerat dan menyeret siapapun yang terlibat didalamnya, tak terkecuali hamba Tuhan.

Sulitnya menemukan pribadi yang berintegritas bukan berarti menjadi pembenaran bahwa Gereja yang bergerak dan mempunyai jaringan marketplace yang kuat adalah Gereja yang mata duitan. Realita kebobrokan yang dilakukan pemimpin Gereja harus kita terima dan kita jadikan pembelajaran.

Kritik harus dan suara kebenaran harus dinyatakan, namun bukan menjadi ajang pembenaran atau mengunggulkan denominasi tertentu. Gereja kecil maupun besar, Gereja yang asetnya banyak atau sedikit, Gereja yang ada dipelosok maupun di pusat kota, mempunyai peran dan tanggung yang sama dihadapan Tuhan.

 

Penulis : Gilrandi ADP

Comments

Related Articles

Back to top button