Hidup Dalam Mandat IlahiRenungan HarianSpiritualitas

Penyertaan Ilahi


PENYERTAAN ILAHI

Bacaan :  Kej 28:10-18

Sesungguhnya Aku menyertai engkau dan Aku akan melindungi engkau, ke manapun engkau pergi, dan Aku akan membawa engkau kembali ke negeri ini, sebab Aku tidak akan meninggalkan engkau, melainkan tetap melakukan apa yang Kujanjikan kepadamu. (Kej 28:15).

Yakub memulai “perjalanan rohani” keluar dari rumah Ishak dan Ribkah, setelah diberkati hak kesulungan, sebenarnya karena melarikan diri dari kakaknya Esau. Konflik dengan Esau terjadi karena Esau mendendam (Kej 27:41) akibat ditipu Yakub. 

Dari peristiwa tersebut arti kata Yakub yang dikiaskan sebagai penipu berasal.  Meskipun sebenarnya kalau dilihat dari akar kata Yahudi sendiri, nama Yakub memiliki arti kata menumit, membuntuti dengan seksama, yang tidak merujuk kepada penipu, tapi justru kepada sebuah penggenapan nubuatan besar (Kej 3:15), “”…keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya.”

Bukan hanya sejak dalam kandungan bertolak-tolakan, tapi setelah keluar bayi Yakub sudah memegang tumit Esau, sesuai namanya, membuntuti dengan seksama.

Sesudah itu keluarlah adiknya; tangannya memegang tumit Esau, sebab itu ia dinamai Yakub. Ishak berumur enam puluh tahun pada waktu mereka lahir. (Kej 25:26).

Sejak dalam kandungan, keluar kandungan ditambah dengan peneguhan Tuhan (Kej 25:23) tentang dirinya memperlihatkan bahwa memang Yakublah yang akan memiliki hak kesulungan bukan Esau. 

Seharusnya, Ribkah dan Yakub tidak perlu berkonspirasi untuk nubuatan itu terjadi, tapi karena kekuatan “buah baik dan jahat”, maka justru akhirnya Yakub harus menjadi seorang penipu untuk apa yang yang dijanjikan Tuhan sendiri.

Esau sendiri sejak awal memang tidak mengerti hati Ishak dan Ribkah, dia menikahi orang-orang Kanaan, yang tidak direstui.

Ketika Esau telah berumur empat puluh tahun, ia mengambil Yudit, anak Beeri orang Het, dan Basmat, anak Elon orang Het, menjadi isterinya. Kedua perempuan itu menimbulkan kepedihan hati bagi Ishak dan bagi Ribka. (Kej 26:34-35).

Jadi bukan karena hanya sepiring kacang merah, dan kemudian penipuan ketika Yakub berpura-pura menjadi Esau (Kej 27:18-19), tapi karena memang ada rencana Allah yang besar dalam diri Yakub yang harus digenapi, sehingga Tuhan terus menyertai “si penipu” ini.

Ketika akhirnya harus lari dari Esau, untuk pertama kalinya, di Bethel, Yakub bertemu sendiri dengan Tuhannya Ishak dan Ribkah, yaitu Tuhannya Abraham. Dan Yakub menerima janji yang sama yang diterima Abraham, dan Ishak.

Berdirilah TUHAN di sampingnya dan berfirman: “Akulah TUHAN, Allah Abraham, nenekmu, dan Allah Ishak; tanah tempat engkau berbaring ini akan Kuberikan kepadamu dan kepada keturunanmu. Keturunanmu akan menjadi seperti debu tanah banyaknya, dan engkau akan mengembang ke sebelah timur, barat, utara dan selatan, dan olehmu serta keturunanmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat.  Sesungguhnya Aku menyertai engkau dan Aku akan melindungi engkau, ke manapun engkau pergi, dan Aku akan membawa engkau kembali ke negeri ini, sebab Aku tidak akan meninggalkan engkau, melainkan tetap melakukan apa yang Kujanjikan kepadamu. (Kej 28:13-14).

Yakub dalam segala kekurangannya, dia tetap disertai Tuhan. Itulah yang disebut penyertaan tanpa syarat. Penyertaan Tuhan tidak lahir dari kebaikan manusia, tetapi dari janji-janjiNya. Apa yang dilakukan Ribkah dan Yakub, tidak berbeda banyak dengan apa yang dilakukan Abraham dan Sara ketika mengambil Hagar menjadi istri ke-2, yang berakibat lahirnya Ismael yang menjadi masalah sampai sekarang.

Semunya itu adalah buah dari pohon baik dan jahat yang dimakan Adam dan Hawa.  Benih dosa ini tidak pernah berhenti, tapi terus berkembang, dan pada akhirnya melahirkan maut (Rom 6:23). Sebab itulah daging harus dimatikan, dan kita hidup dengan cara baru, yaitu di dalam kebangkitan Yesus Kritus sehingga kita bisa memiliki hidup yang baru, cara yang baru, karena kita adalah ciptaan yang baru (II Kor 5:17)

Pendalaman Alkitab:

Kata Bethel (H1008) berasal dari kata dua kata Ibrani yaitu, bayith (H1004), dan El (H410).  Kata bayith berarti rumah, tempat tinggal, penampungan, rumah tangga. Sementara itu El berarti Tuhan, kekuatan, kuasa.  Bethel adalah tempat pertemuan dengan kuasa dan pribadi Tuhan yang maha kuasa, sehingga akhirnya tempat itu menjadi  rumah dan tempat tinggal, karena tidak ada pertemuan lain yang bisa menandingi.

Penulis : Hanny Setiawan

HDMI (Hidup Dalam Mandat Ilahi)  adalah adalah konsep pengajaran holistik yang membawa kekristenan tidak berhenti kepada kesalehan pribadi, tetapi berfokus kepada Membangun Tubuh Kristus. Selama 49 Hari penulis mengajak untuk Menghidupi Tujuan Ilahi, Memahami Desain Awal, Mengalahkan Dunia, Melakukan Yang Seharusnya, Menjalani Kehidupan, Menyiapkan Jalan, Menggenapi Janji.

Comments

Related Articles

Back to top button