Hidup Dalam Mandat IlahiRenungan HarianSpiritualitas

Penyerahan dan Pernyataan


PENYERAHAN & PERNYATAAN

Bacaan :  Kej 35:1-15

Didirikannyalah mezbah di situ, dan dinamainyalah tempat itu El-Betel, karena Allah telah menyatakan diri kepadanya di situ, ketika ia lari terhadap kakaknya
(Kej 35:7).

Di Betel, Yakub pertama kali bertemu langsung dengan Tuhan. Setelah dia kembali dari pelariannya, maka dia membangun mezbah kembali ditempat yang yang sama. Dan kembali Tuhan menyatakan diri kepadanya, dan meneguhkan namanya yang baru, Israel (Kej 35:10).

Yakub bergumul sepanjang malam dengan Tuhan sebelum bertemu dengan Esau setelah sekian lama berpisah di Pniel, dan akhirnya dia menemukan identitas dirinya. Ketika dia ditanya oleh Malaikat Tuhan siapa namanya, maka dia menyebut dirinya Yakub.

Bertanyalah orang itu kepadanya: “Siapakah namamu?” Sahutnya: “Yakub.” (Kej 32:27). Ketika masih dirumah Ishak, bapanya, saat dia melakukan penipuan identitas, Ishak bertanya hal yang serupa.

Demikianlah Yakub masuk ke tempat ayahnya serta berkata: “Bapa!” Sahut ayahnya: “Ya, anakku; siapakah engkau?”  Kata Yakub kepada ayahnya: “Akulah Esau, anak sulungmu…(Kej 27:18-19).

Terlihat cerita paralel yang memperlihatkan akar permasalahan Yakub, yang akhirnya harus dia selesaikan sendiri. Yakub kehilangan identitas, dan selalu menjadi Esau, sebab itu dia selalu ketakutan bertemu dengan Esau. Dan Tuhan paksa dia sampai di Pniel untuk menyelesaikan permasalahan utamanya.

Karena dia menang, maka akhirnya Yakub menjadi Israel, “…Namamu tidak akan disebutkan lagi Yakub, tetapi Israel, sebab engkau telah bergumul melawan Allah dan manusia, dan engkau menang.” (Kej 32:28).

Perjalanan rohani Yakub sampai ke El-Betel adalah sebuah model perjalanan rohani “orang biasa” yang akhirnya menjadi luar biasa karena penyerahan dan pernyataan.  Yakub hidup dari pernyataan kepada pernyataan, dan menyerahkan diri sepenuhnya kepada setiap pernyataan Tuhan, yang menjadi tuntunan bagi hidupnya.

Kata El-Betel mengandung dua kata Ibrani El yang artinya Elohim, atau Tuhan. Di El-Betel, Tuhan menyatakan kembali PribadiNya kepada Yakub, dan memastikan bahwa dia bukan Yakub lagi tapi Israel. El-Betel berarti Tuhan menjadi Tuan atas Betel (God of Bethel). Di El-Bethel lah pernyataan dan penyerahan total bertemu, akhirnya Tuhan menjadi tuan atas diri Yakub.

Bukan Abraham, bukan Ishak, bukan pula Yusuf, tapi dari Yakublah lahir kata Israel, yang akhirnya menjadi nama satu bangsa, yaitu bangsa pilihan. Yakub hidupnya paling lemah dibanding Abraham, Ishak, atau Yusuf. Terlalu banyak kesalahan, dan kelemahan. Tapi justru dari seorang Yakublah, identitas satu bangsa dilahirkan.

Tetapi jawab Tuhan kepadaku: “Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna.” Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku. (II Kor 12:9).

Seperti Yakub, Tuhan mau menggunakan kelemahan kita untuk menyatakan bahkan menyempurnakan kuasaNya. Melalui setiap pernyataanNya, Tuhan bicara kepada kita, sebagai domba-dombaNya (Yoh 10:28).

Bagian kita hanya berserah total, sampai kita menemukan panggilan, identitas, dan redemptive destiny (tujuan penebusan) kita masing-masing. Kita bukan Yakub, apalagi Esau, tapi kita adalah Israel-Israelnya Tuhan yang dipanggil untuk menjadi berkat.  Siapakah namamu?

Pendalaman Alkitab:

Kata menyatakan dalam bahasa Ibrani dipakai kata galah (H1540) yang artinya membuka, melepaskan sesuatu, telanjang, menemukan, menghapus, menyingkirkan, mencopot. Ada kerudung (Yes 25:7) yang menutup mata kita untuk bisa melihat, mengerti, dan memahami Tuhan. Sebab itu butuh Tuhan sendiri yang membuka diri, dan “telanjang” sehingga kita bisa melihat. Dan posisi itu adalah posisi keintiman antara suami dan istri yang dalam bahasa Yunani dipakai kata ginosko (G1097).

Penulis: Hanny Setiawan

HDMI (Hidup Dalam Mandat Ilahi)  adalah adalah konsep pengajaran holistik yang membawa kekristenan tidak berhenti kepada kesalehan pribadi, tetapi berfokus kepada Membangun Tubuh Kristus. Selama 49 Hari penulis mengajak untuk Menghidupi Tujuan Ilahi, Memahami Desain Awal, Mengalahkan Dunia, Melakukan Yang Seharusnya, Menjalani Kehidupan, Menyiapkan Jalan, Menggenapi Janji.

Comments

Related Articles

Back to top button