Hidup Dalam Mandat IlahiRenungan HarianSpiritualitas

Biarkan UmatKu Pergi


BIARKANLAH UMAT-KU PERGI

Bacaan : Kel 5:1-17

Kemudian Musa dan Harun pergi menghadap Firaun, lalu berkata kepadanya: “Beginilah firman TUHAN, Allah Israel: Biarkanlah umat-Ku pergi untuk mengadakan perayaan bagi-Ku di padang gurun.”(Kel 5:1)

Pesan Tuhan melalui Musa kepada Firaun, “Biarkanlah Umat-Ku Pergi!”  (Kel 5:1, 7:16, 8:1, Kel 8:20, 9:1, 10:3) memperlihatkan bahwa Tuhan mengakui Israel sebagai milikNya, “My People”. Bukan hanya sebagai umatNya, tapi Israel diakui sebagai Anak yang Sulung.

Maka engkau harus berkata kepada Firaun: Beginilah firman TUHAN: Israel ialah anak-Ku, anak-Ku yang sulung; sebab itu Aku berfirman kepadamu: Biarkanlah anak-Ku itu pergi, supaya ia beribadah kepada-Ku; tetapi jika engkau menolak membiarkannya pergi, maka Aku akan membunuh anakmu, anakmu yang sulung.”  (Kel 4:22-23)

Hati Tuhan untuk anak yang Sulung tidak hanya berhenti di masa lampau, sampai akhir zaman pun Israel tetap menjadi yang sulung. Pilihan Tuhan akan Israel itu tetap (Rom 11:28-29). Perjanjian kekal antara Tuhan dan Israel adalah dasar kepercayaan kita kepada korban Yesus Kristus di kayu salib. 

Berita Injil adalah berita penggenapan janji Tuhan kepada Israel secara legal rohani, dan secara jasmani, bangsa Israel pun tetap menjadi bagian dari rencana keselamatan yang kekal. Didalam Yesus, baik Yahudi maupun non Yahudi akan dijadikan satu manusia baru (one new man).

Karena Dialah damai sejahtera kita, yang telah mempersatukan kedua pihak dan yang telah merubuhkan tembok pemisah, yaitu perseteruan, sebab dengan mati-Nya sebagai manusia Ia telah membatalkan hukum Taurat dengan segala perintah dan ketentuannya, untuk menciptakan keduanya menjadi satu manusia baru di dalam diri-Nya, dan dengan itu mengadakan damai sejahtera, dan untuk memperdamaikan keduanya, di dalam satu tubuh, dengan Allah oleh salib, dengan melenyapkan perseteruan pada salib itu. (Ef 2:14-16)

Keselamatan Israel adalah mandat Ilahi bagi semua orang yang percaya didalam Kristus. Dialah yang sulung. Seperti pengakuan Rut kepada Naomi, Tuhannya Israel, adalah Tuhan kita (Rut 1:16-17). Sebab itu apapun panggilan, dan mandat kita, harus diselaraskan kepada mandat keselamatan Israel.

Bersama-bersama kita memberkati Israel dan mengusahakan keselamatan si Sulung, karena itu hatiNya Tuhan. Israel dipilih untuk memperliihatkan kepada kita secara jasmani, bagaimana hidup dalam sebuah perjanjian (covenant), dengan Tuhan sendiri sebagai raja (kingship).

Pembelaan Tuhan kepada Israel, bukan karena Israel itu bangsa yang besar, terpandang, ataupun benar, tapi karena perjanjianNya kepada Abraham, Ishak, dan Yakub.

Bukan karena lebih banyak jumlahmu dari bangsa manapun juga, maka hati TUHAN terpikat olehmu dan memilih kamu–bukankah kamu ini yang paling kecil dari segala bangsa? — tetapi karena TUHAN mengasihi kamu dan memegang sumpah-Nya yang telah diikrarkan-Nya kepada nenek moyangmu, maka TUHAN telah membawa kamu keluar dengan tangan yang kuat dan menebus engkau (Ul 7:7-8).

Kasih yang tanpa syarat (unconditional love) inilah yang membuat Tuhan selalu membela Israel dan juga semua orang yang percaya perjanjian kekalNya melalui Yesus Kristus. Didalam Tuhan Yesus, pembelaanNya itu tuntas. Apapun masalah kita, apapun yang mengikat kita, diwaktuNya, Dia memperhatikan kita dan berkata, “Biarkan anak-Ku pergi, atau kalian akan berurusan dengan Aku.” Betapa luar biasanya hidup dalam Tuhan, bukan?.

Pendalaman Alkitab:

Kata memilih dalam bahasa Ibrani dipakai kata bachar (H4294)  yang memiliki rentang makna acceptable (dapat diterima), unggul, istimewa, bermutu, baik sekali. Dalam Kejadian kata bachar dipakai dalam Kej 6:2 ketika “anak-anak Allah” memilih istri siapa saja yang disukai. Kemudian di Kej 13:11 ketika Lot memilih lembah Yordan. Disini terlihat bahwa kata bachar mengandung arti memilih sesuka hati yang memilih karena kriteria tertentu yang dianggap baik sekali, bermutu, dan istimewa

Penulis :Hanny Setiawan

HDMI (Hidup Dalam Mandat Ilahi)  adalah adalah konsep pengajaran holistik yang membawa kekristenan tidak berhenti kepada kesalehan pribadi, tetapi berfokus kepada Membangun Tubuh Kristus. Selama 49 Hari penulis mengajak untuk Menghidupi Tujuan Ilahi, Memahami Desain Awal, Mengalahkan Dunia, Melakukan Yang Seharusnya, Menjalani Kehidupan, Menyiapkan Jalan, Menggenapi Janji.

Comments

Related Articles

Back to top button