KesembuhanSupranatural

Kegerakan Supranatural Anak-Anak Papua, Bukti Kasih Karunia Yang Bekerja


BeritaMujizat.com – Supranatural – Dari seorang fotografer yang cukup terkenal di Indonesia, yang memulai perjalanan kariernya sebagai fotografer profesional  selama 22 tahun sejak bekerja di majalah HAI pada tahun 1993, dengan potensi dan segudang prestasi di dunia fotografi, yang kemudian di usia menjelang 42 tahun atau tepatnya pada 10 Mei 2012 Samuel Rama Surya menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamat.

Samuel kemudian menyerahkan hidupnya sepenuhnya sebagai hamba Tuhan sebagai bentuk ungkapan terimakasih karena Tuhan sudah menebus hidupnya dari dosa-dosa masa lalu dan mengalami proses didikan dengan berbagai ujian-ujian (yang dalam pengertian ‘orang dunia’ adalah kesulitan-kesulitan hidup) sehingga sampai “menjadi layak” untuk bekerja di ladang Tuhan dengan berbagai konsekuensi logis, jauh dan terasing dari cara hidup yang nyaman dalam kacamata duniawi.

Hingga suatu ketika, di bulan Oktober 2013, setelah menyelesaikan pendidikan sekolah Alkitab di Semarang selama 6 bulan (IMPACT School 20013), dorongan ilahi (saran beberapa pembimbing rohani saya) membawanya ke sebuah lembaga nirlaba Yayasan Pelangi Mulia Indonesia yang bergerak bagi pedampingan anak-anak jalanan di kota Jakarta.

Untuk melakukan praktek lapangan dari teori-teori dan pelatihan-pelatihan yang didapatkan di sekolah Alkitab tersebut. Beberapa bulan setelah mendamping anak-anak jalanan di bidang pendidikan dan psikologi, panggilan tugas untuk sebuah misi kemanusiaan ke Papua datang.

Tidak terbersit apapun dibenak Samuel untuk mempersiapkan diri  secara berlebihan ketika Tuhan sudah merancang dan berkehendak. Apalagi membuat “skenario manusia” yang membuat seakan-akan Tuhan akan melakukan perkara-perkara besar di daerah tujuan misi.

Persiapan dari segi materi tidak akan pernah mampu menandingi semangat dan hal-hal besar yang Tuhan ungkapkan di kemudian. Hanya bermodalkan Iman, Pengharapan & Kasih dan itulah yang disebut ketaatan! Ketika semuanya  itu bersinergi, maka terbentuklah sebuah energi yang luar biasa  yang sanggup mengetuk hati dan kasih Sang Pencipta.

Dan selanjutnya apa yang sedang Tuhan lakukan di tanah Papua? Tuhan menyatakan segala kemuliaanNya. Tidak peduli usia, tingkat strata sosial, gender dll, ketika Tuhan berkehendak, Dia akan memakai siapapun (yang mau dipakai) untuk menunjukkan kebesaran dan kemulaian Nya. Seperti halnya ketika Tuhan menyatakannya melalui murid-murid SMP 17 Minyambau. The certain grace!

***

Berikut adalah “cuplikan” kesaksian dari Samuel ketika Dia dibawa Tuhan untuk melihat sebuah kegerakan supranatural yang terjadi di anak-anak Papua.  Mereka orang-orang biasa, sederhana tapi Tuhan bekerjan secara supranatural menyembuhkan orang-orang melalui anak-anak.

Kesaksian-kesaksian ini yang akhirnyamenjadi “menular” ketika disaksikan juga di tempat lain. Atmosfir iman yang dibangun dari kesaksian-kesaksian yang luar biasa ini semakin terasa sentuhannya melalui fotografi Samuel yang bisa dinikmati di bukunya The Certain Grace.

Berikut adalah penuturannya:

Pesta Anak di Miyambou Village

Di tengah perjalanan kami mengunjungi rumah Bapak Joseph, kepala sekolah SMP 17 Minyambou. Aku dan Sister Ani diterima sebagai guru sukarelawan. Karena latar belakang pendidikan, saya diminta mengajar mata pelajaran bahasa Inggris.

Kami melanjutkan perjalanan dan setelah 2 jam melalui medan pegunungan yang berat, sampailah rombongan di Desa Minyambou. Kami dibawa ke rumah Pendeta Simson Dowansiba untuk mohon izin tinggal. Bapak Simson menyambut kami dan menempatkan kami di rumah salah satu misionaris (misionaris dari USA yang datang pada tahun 1950-60) untuk sementara. (Sister Ani mengajar mata pelajaran matematika)

Dalam 2 hari kami mempersiapkan pesta anak di Gereja Bethel Minyambou sebagai acara perkenalan 2 guru baru yang akan tinggal di Desa Minyambou. Ayah Steve menjadi badut untuk bercerita pada anak-anak dengan mimik dan gerakan yang lucu, menghibur mereka.

Balon-balon, kue-kue dan minuman-minuman kemasan dipersiapkan untuk acara riang gembira ini dan dibagikan pada seluruh anak-anak yang hadir. Acara berjalan sukses. Keesokan harinya Ayah Steve dan Brother Nehemia kembali ke Manokwari, dan kemudian pulang ke Jakarta.

Aku masih tinggal di rumah misi selama seminggu lagi dan kemudian pindah ke rumah yang diperuntukkan bagi para guru di komplek SMP 17 Minyambou.

Di Minyambau inilah kebesaran  dan kemuliaan Tuhan dinyatakan. Banyak mujizat dinyatakan, mungkin ini perkara kecil bagi sebagian orang, namun kami menganggapnya sebagai bukti kasih Tuhan kepada umat manusia akan kebesaranNya.

Tidak pernah terpikirkan dan terbayangkan sebelumnya bahwa aku akan menjadi saksi hidup disini, betapa Tuhan telah memakai murid-murid SMP 17 Minyambou.

TERKAIT : Menyepelekan Pelayanan Anak Bukti Gereja Yang Gagal Paham

Awal bulan Maret aku mulai mengajar sebagai guru bahasa Inggris hingga akhir Maret 2014. Ada 127 siswa yang terbagi dalam 5 kelas, 2 kelas I, 2 kelas II dan 1 kelas III. Jam sekolah dari Senin hingga Jumat, dari pukul 07.30 – 13.15 siang.

Kondisi di pedalaman Papua pada umumnya adalah jumlah guru sedikit, bahkan seorang kepala sekolah merangkap menjadi guru berbagai mata pelajaran. Di SMP 17 Minyambou kondisinya sedikit lebih baik, masih ada beberapa guru tapi tidak semua mata pelajaran. Jadi, saya banyak mengisi jam-jam kosong mata pelajaran lain yang guru-gurunya tidak ada.

Minggu pertama mengajar di SMP 17 Minyambou adalah saat yang penting dan menakjubkan. Setiap kelas dimulai, para siswa selalu berdoa dan memuji Tuhan dan baru mata pelajaran dimulai. Aku mengajarkan mereka satu lagu pujian dalam bahasa inggris yang berjudul “Del”.

Di akhir kami menyanyikan lagu ini bersama-sama di kelas I B, Filipus, seorang siswa lelaki menangis dengan air mata berlinang. Saya mendatangi Filipus yang duduk di barisan belakang dan bertanya kepadanya apa yang terjadi.

Filipus menjawab, “Saya melihat Tuhan Yesus disalib dan Dia sakit sekali.” Aku terperangah dan bertanya sekali lagi padanya dan Filipus menjawab hal sama dengan kondisi masih menangis.

Samuel Papua

Aku menoleh pada siswa yang lain dan bertanya pada mereka apakah mereka mengalami hal yang sama. Seorang siswa mengatakan bahwa lututnya yang sakit karena pernah mengalami kecelakaan sepeda motor menjadi sembuh.

Seorang siswa yang punggungnya sakit karena pernah jatuh dari memanjat pohon juga sembuh ketika sedang menyanyi memuji Tuhan. Beberapa siswa mengatakan mereka sakit kepala sejak dari rumah dan sembuh juga pada saat menyanyi tadi.

Wah, wah…ini mujizat Tuhan sedang terjadi pada siswa-siswa di kelas ini. Kami memuji Tuhan dan berterimakasih atas anugerah-Nya yang luar biasa yang dinyatakan pada situasi tak terduga ini.

Kemudian ketika aku masuk dan mengajar kelas-kelas lain, kejadian-kejadian besar juga terjadi sama seperti di kelas I B, namun hanya Filipus saja yang rupanya mendapat penglihatan dari Tuhan. Kesembuhan-kesembuhan juga terjadi dengan beragam penyakit dan keluhan yang siswa derita.

Puji Tuhan! Ini adalah lawatan Tuhan yang luar biasa! Seorang siswa perempuan mengatakan bahwa ada tangan yang memegang hatinya di dalam dadanya, seorang anak yang lain merasa tubuhnya diselubungi oleh sebuah “energi” demikian katanya dan banyak siswa yang merasa kepalanya diusap oleh sebuah tangan yang membuat mereka bersukacita dan damai.

Haleluya! Tuhan ajaib dan luar biasa! Kami semakin bersemangat memuji dan bersorak pada Tuhan. Tanda-tanda ajaib ini membuat aku bergairah dan bersemangat untuk menceritakannya pada orangtua siswa dan keluarga mereka. Maka aku bertekad untuk bersaksi di Ibadah Raya di Gereja Bethel Desa Minyambou pada hari Minggu nya.

***

Api kegerakan dari desa Minyambou itu telah menyalakan api kebangunan rohani dalam diri Samuel. Dan ketika dia bersaksi dari Gereja ke Gereja mulai dari Desa Sinai Tousi, Imbenti, , bahkan sampai di sebuah gereja di Thailand, hal yang serupa terjadi. Anak-anak dilawat dan menyembuhkan orang-orang Tua. Dan tanda-tanda ajaib menyertai anak-anak ini.

anakthailand

Ketika surga terbuka maka mujizat pun menjadi biasa.  Dan ketika orang-orang pandai, intelektual, teolog yang sangat pandai masih berkutat untuk “bisa percaya” apakah mujizat itu masih ada, anak-anak Papua ini telah membuka mata seorang Samuel, dan kita semua bahwa Tuhan masih Tuhan yang berkuasa. Mujizat masih ada, bahkan itu hal biasa.  Masihkah kita tidak percaya?

TERKAIT : Mencari Tuhan di Konferensi, Seorang Remaja Mengalami Mujizat Kesembuhan Ilahi

 

Penulis : Tim Berita Mujizat
Sumber : Dokumen Pribadi Samuel Raya Surya

 

 

Comments

Related Articles

Back to top button