HubunganSpiritualitas

Ketika Pekerjaan dan Pernikahan Memerangi Panggilan, Sebuah ‘Warning’ Bagi Pergerakan Kepemudaan


virginpic

BeritaMujizat.com – Spiritualitas – Pelayanan kepemudaan adalah pelayanan yang sangat exciting dan vibran. Sejarah mencatat setiap perubahan musim, pemuda selalu didepan dengan segala kelemahan yang ada. Biarpun tanpa pemodal yang besar, komunitas pemuda yang terbakar bisa membawa banyak perubahan. Sangat luar biasa.

Sayangnya, satu known issue (isu yang sudah dikenali) dalam pelayan kepemudaan adalah hilangnya fokus, energi, dan semangat untuk melakukan perubahan setelah masuk dunia pernikahan dan/atau kerja.

Marketplace ministry yang bertebaran lebih fokus kepada bagaimana mengelola keuangan dan menjadi pengusaha atau karyawan sukses. Sementara Family Ministry yang bertebaran lebih fokus kepada “hidup nyaman” sebagai keluarga.

Bahkan yang ekstrem, kegerakan “keluarga” kadang menghilangkan arti menjadi pasukan yang radikal dan militan untuk kerajaan. Pergi ke mall, piknik, jalan-jalan ke resto, dsb menjadi alasan sebagai pelayanan keluarga. Sebuah penyimpangan sedang terjadi.

***

Bujang, keluarga, kerja, sekolah, atau apapun hanyala sebuah posisi dalam blueprint Ilahi. Lebih jelasnya, kerja dan memiliki pasangan adalah bagian dari proses untuk menyelesaikan panggilan, bukannya mengakhiri panggilan. Ingat MENYELESAIKAN PANGGILAN!

Pekerjaan dan pernikahan yang salah bisa menjadi penghalang dalam memenuhi panggilan Tuhan. Sebab itu parameter sederhana dalam melihat benar atau tidaknya pekerjaan atau panggilan adalah bagaimana akibatnya pekerjaan dan pernikahan terhadap panggilan itu. Apabila akibatnya menjadi tidak baik, maka bisa dikatakan kita sedang kehilangan panggilan itu.

Orang-orang yang berani berkata “I will die for it” adalah orang-orang yang sudah berhasil menemukan panggilannya. Sebab itu pekerjaan dan pernikahan harus ditujukkan kepada panggilanNya. Apapun yang menghalangi harus dibuang.

***

Kembali kepada pelayanan kepemudaan, fokus fathering, mentoring, dan discipleship harus kepada MENJADI (being) bukan hanya kepada MELAKUKAN (doing). Karena energi yang melimpah, pelayanan kepemudaan terperosok dengan melakukan misi tanpa pernah fokus menjadi seperti Kristus.

Dibutuhkan ketekunan (persistence) untuk menyelesaikan panggilan. Tidak semua pemuda dalam pergerakan sudah mengerti arti panggilan hidupnya sehingga berani berkata “I will die for it”. Sebagai father, mentor, teacher, brother and sister kita harus bisa mendampingi dangan kasih sebagai keluarga.

Sementara itu, bagi yang sudah menemukan bagiannya harus fokus sebagai pasukan kerajaan yang berdedikasi tinggi, militan, dan radikal seperti pasukan Gideon. Pasukan berani mati ini yang akan menjadi lokomotif pergerakan dan menarik gerbong-gerbong yang lain.

 

 

Penulis   : Hanny Setiawan
Sumber  : hannysetiawan.com

Comments

Hanny Setiawan

Seorang biasa dari keluarga biasa yang dipanggil oleh Tuhan yang luar biasa untuk membangun Indonesia Baru. Indonesia baru yang akan membawa kembali api pergerakan dari Timur sampai Yerusalem melalui Asia Tenggara, India, sampai Timur Tengah. #destiny

Related Articles

Back to top button