Berita Gereja

Pesan Natal di Rahim Pergerakan Orang Biasa


Natal2017

BeritaMujizat.com – Berita Gereja – Bethany Solo Baru yang dahulunya disebut GBIS Solo Baru, dan awalnya adalah Wisma Doa El -Betel adalah gereja lokal yang memiliki panggilan khusus untuk memberkati bangsa melalui orang-orang biasa.

Making Impact Through Ordinary People adalah tagline bagi gereja lokal pertama yang ada di wilayah Solo Baru jauh sebelum wilayah ini menjadi ramai orang. Perjalanan panjang gereja ini dimulai dari rumah doa, Sekolah Minggu sampai akhirnya di-release menjadi gereja otonom penuh 1 Mei 1993, dengan nama GBIS (Gereja Bethel Injil Sepenuh) Solo Baru.

31 Januari 2004 dalam pengaturan Ilahi, GBIS Solo Baru menjadi Bethany Solo Baru. Dari gereja inilah akhirnya lahir sebuah pergerakan api Fire Generation di-release 31 Januari 2008 tepat di ultah ke-4 Bethany Solo Baru.

Fire Generation menjadi pelayanan interdenominasi yang membekari kota-kota, pulau-pulau, bahkan sampai bangsa-bangsa. Bethany Solo Baru, di pihak lain, melanjutkan perjalanan rohaninya sampai hari ini mendewasakan benih-benih yang baru dan menyiapkan diri menjadi pusat pegerakan sebagai bagian dari jaringan apostolik yang lebih besar, Kingdom Family Network.

25 Desember 2017, Bethany Solo Baru melalui Pdt. Yusuf Hanny Setiawan dalam pesan Natalnya menguatkan jemaat bahwa dalam ketidakmampuan justru kemahakuasaan Tuhan yang adalah Raja di atas segala raja dapat bekerja secara leluasa (Yes 9).

Mengambil nats dari Luk 1:32-33, pesan Natal menekankan bahwa Yesus lahir sebagai manusia karena manusia butuh ditolong. Karena manusia gagal, dan terus gagal maka Yesus, sang Kalam, datang sendiri untuk menyelamatkan manusia.  Ketidakmampuan menarik kehadiranNya.

Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya, dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan.
(Luk 1:32:33)

Kata takhta diambih dari bahasa Yunani yang artinya Thronos atau to sit (duduk), memperlihatkan otoritas. Yesus duduk di sebelah kanan Allah Bapa dengan otoritas penuh di bumi dan di surga (Mat 28:18) tidak ada yang perlu dikuatirkan dan ditakutkan lagi.

Sebagai manusia, Yesus yang adalah Imam Besar kita (Ibr 4:15) dapat merasakan apa yang kita rasakan. Ketidakmampuan kitapun Dia bisa merasakan. Kegagalan kita pun Tuhan mengerti. Natal memposisikan Yesus menjadi orang biasa.

Bukan hanya merasakan dan mengerti, Yesus berkuasa dan mampu melakukan yang kita pikir adalah mustahil. Seperti kata Malaikat Tuhan kepada perawan Maria, rahim Yesus, “Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil” (Luk 1:37).

Pesan Natal ditutup dengan menjelaskan ketika  sang Raja hadir, Yesus membawa nilai-nilai kerajaan bersama dia. Rom 14:17 mengatakan:

Sebab Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman,tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus.

Kata Yunani yang dipakai untuk Kebenaran di ayat ini adalah Dioskune yang bisa diartikan diterima Tuhan (accepatance). Manusia tidak mampu, dan tidak akan bisa menyenangkan hatiNya, dan memenuhi standarNya. Tetapi kasih Karunia mampu “menerima kita apa adanya”. Itulah kabar baik Injil.  Kita diterima Tuhan!

Damai sejahtera yang dalam konteks Yahudi adalah Shallom adalah konsep ketika perang tidak terjadi lagi. Yesus hadir untuk menyelesaikan semua peperangan. Perang dengan diri sendiri, keluarga, bisnis, sampai perang senjata, sang raja shalom datang mendatangkan perdamaian.

Sukacita Ilahi adalah kekuatan orang percaya (Neh 8:10). Paulus menulis kepada jemaat Filipi tentang sukacita lebih banyak dari surat-surat yang lain. Kata sukacita (Yun, Chara) adalah akar kata dari Karunia (Charisma).  Karunia Tuhan yang membuat kita sukacita bukan materi ataupun keadaan.

Paulus menulis surat Filipi justru dalam penjara. Bisa dibayangkan, seharusnya dia menulis tentang salib dan menderita bagi Tuhan. Tapi kebalikannya, Roh Kudus menggerakan dia untuk menulis tentang Sukacita sekali lagi kukatakan bersukacitalah (Fil 4:4). Luar biasa.

Inti Sukacita Ilahi adalah frasa “oleh Roh Kudus”, bukan sekedar sukacita, tapi sukacita yang digerakkan oleh Roh Kudus adalah kekuatan kita untuk terus maju bergerak mengerjakan misiNya.  Yesus pun dicatat penuh dengan Sukacita oleh Roh Kudus (Luk 10:21).  Kepada para Gembala, pesan Natal pun sangat jelas “Kesukaan Besar” (Luk 2:10).

Orang biasa menjadi luar biasa bukanlah sesuatu yang utopis. Dalam ketidakmampuan, dan ketidakbisaan kita, bersama sang Raja kita bisa menyelesaikan semua pekerjaanNya. Karena kita adalah orang-orang yang diterimaNya  tanpa syarat (truth), diselesaikanNya  semua peperangan kehidupan (peace), dan dikaruniaiNya   dengan sukacita yang tidak terkatakan (joy).

 

Oleh : Tim Penulis BeritaMujizat.com

 

 

 

 

Comments

Related Articles

Back to top button