Studi PentakostaTeologi

Pemuridan Tanpa Roh Kudus Hanyalah Proses Indoktrinasi


doveandhorse

BeritaMujizat.com – Teologi – Sejak akhir abad ke-4 ketika pengikut Kristus tidak lagi menjadi ornag-orang terbuang yang dikejar-kejar untuk dibunuh, pengikut Kristus akhirnya terjebak dalam apa yang disebut gereja institusi.  Dalam gereja institusi ini lahir berbagai macam tradisi dan pemikiran, yang sayangnya tidak semua adalah isi hatiNya.

Banyak teologi yang sudah muncul mulai dari yang awal teologi Katolik, Protestan, Reform, Evangelical, Reform Evangelical, Pentecostal, Charismatic, Apostolic-Prophetic, dsb. Masing-masing menemukan “sebagian” dari kebenaran, dan belum “seluruh” kebenaran. Bagian-bagian tersebut seharusnya seperti bagian-bagian instrumen dalam simfoni, sehingga ketika digabungkan oleh sang konduktor (Roh Kudus) akan menjadi simfoni surga yang sangat indah.

Tapi apabila masing-masing tidak bisa melihat mutiara-mutiara kebenaran yang ada dibagian Tubuh Kristus yang lain, simpfoni itu akan fals dan tidak enak didengar. Akhirnya menjadi Gereja tidak maksimal dan tetap terkotak dalam kesindiriannya.

Menempatkan Roh Kudus sebagai konduktor adalah desain surga untuk GerejaNya. Bentuk  kirbat seperti ini mensyaratkan ketergantungan penuh dengan Roh Kudus dan Firman (Kis 6:4).

Tuhan Yesus Kritus selalu berkata Dia hanya melakukan yang Bapa kehendaki dan hanya bisa mengerjakan yang DIA lihat dari Bapanya (Yoh 4, 5). Kemudian di Yoh 14 dan 16, DIA memastikan akan ada yang datang namanya Roh Kudus yang mengajarkan Semua yang Yesus mau kerjakan.

Ada sebuah “aliran kebenaran” dari Bapa sampai kepada kita umat berdosa yang adalah juga GerejaNya. Diagram berikut bisa menggambarkan aliran tersebut.

BAPA
|
YESUS
|
ROH KUDUS + KITAB SUCI
|
KITA

Diagram diatas memperlihatkan bahwa seharusnya umat Tuhan berhubungan langsung dengan Roh Kudus melalui Kitab Suci inilah yang disebut Pewahyuan. Jadi murid Kristus adalah orang-orang yang mendapat wahyu dan bergerak berdasarkan kebenaran dan digerakkan oleh Roh kebenaran sendiri.

Gereja institusi, pemikir-pemikir Kristen, para pemimpin gereja dan jemaat awam adalah komunitas orang percaya yang bersama-sama secara pribadi dan korporat belajar dari Roh Kudus melalui kitab suci.

Kesalahan konsep pemuridan gereja adalah jemaat dibawa menjadi murid gereja, atau murid dari pemikiran tertentu sehingga yang terjadi adalah lahirnya murid Calvin, Luther, Piper, Karl Bart, dan sebagainya. Itulah yang disebut penggerejaan (baca : indoktrinasi) bukan pemuridan.

Kita tidak boleh digerejakan, tapi dimuridkan. Ingat, kita semua adalah murid Kristus, itu harus digarisbawahi. Yesus sendiri secara langsung memuridkan melalui Roh Kudus dan Firman. Kita (mentor, kakak, atau bapak rohani) adalah saudara-saudara satu komunitas yang membantu melancarkan proses KOMUNIKASI antara Murid dan YESUS. Itulah Pemuridan sejati.

***

Konsep pemuridan yang organik ini harus dikembalikan ke gereja-gereja lokal, dan juga komunitas-komunitas pegerakan dan pemuridan. Pribadi Roh Kudus harus dikembalikan dan diberi tempat yang seluas-luasnya untuk mengajar kita semua tentang Yesus.  Sehingga kita bisa menjadi (being) seperti Dia, dan melakukan (doing) pekerjaanNya.  Selaras dengan kehendak Bapa.

Gereja harus berhenti untuk menghalangi Roh Kudus memuridkan umatNya. Mendukakan, memadamkan, menghalangi, sampai menghujat Roh Kudus adalah istilah-istilah yang banyak dipakai untuk mengingatkan Roh Kudus adalah pribadi Allah di masa ini yang aktif bergerak untuk memuridkan setiap pribadi. Kita adalah kawan sekerjaNya!

Rantai yang hilang selama ini adalah keikutsertaan Roh Kudus secara aktif dalam proses pemuridan. Pemuridan yang hanya mengindoktrinasi dengan doktrin  gereja hanyalah sebuah pengkaderan yang berujung kepada penambahan jumlah jemaat lokal.

Pemuridan yang benar akan membuat kita semakin haus dan lapar akan kebenaran, dan rindu akan kehadiranNya. Kebalikannya, pengkaderan hanya akan melahirkan pasukan-pasukan yang “gila tujuan”, ,”gila misi”, “gila teologi”, “gila gereja”, “gila ide”, “gila kelompok”,  tapi tidak “gila Tuhan”.

 

Penulis   : Hanny Setiawan
Sumber   : Diedit Ulang dari Memuridkan atau Menggerejakan

Comments

Hanny Setiawan

Seorang biasa dari keluarga biasa yang dipanggil oleh Tuhan yang luar biasa untuk membangun Indonesia Baru. Indonesia baru yang akan membawa kembali api pergerakan dari Timur sampai Yerusalem melalui Asia Tenggara, India, sampai Timur Tengah. #destiny

Related Articles

Back to top button