Mandat BudayaPoleksosbud

Diskusi Kebangsaan, Membahas Toleransi oleh Para Pemuka Agama di Solo


BeritaMujizat.com – Poleksosbud – Maraknya aksi-aksi intoleran yang belakang ini terjadi, mendorong kesadaran dari para pemuka agama di Solo dan sekitarnya, untuk bertemu dan berbincang soal toleransi. Ada tiga pemuka narasumber utama yang menjadi pembicara utama dalam acara ini.

Mereka adalah Drs. Sulhani Hermawan,M.Ag (Dosen IAIN Surakarta, Katib Syuriah PCNU Sukoharjo),  Pmd. Ir. Virajayo Johny Chandra (Magabudhi Surakarta),  Pdt. Heru Handoko (Gereja GB Mojosongo Surakarta). Mereka mendapat kesempatan masing-masing sepuluh menit untuk memberi pemaparan, setelah itu disambut dengan diskusi dan tanya jawab dari para hadirin.

Pertemuan ini sendiri dihadiri oleh banyak tokoh agama dan aktivis dari berbagai aliran. Ada Kristen, Katolik, Budha, NU, Muhammadiyah, FPI, Gerakan Mahasiswa, dan sebagianya.

Pendeta Heru Handoko, S.th sebagai perwakilan dari Kristen menjelaskan bahwa toleransi itu rancangan dan kehendak Tuhan dari awal manusia diciptakan. Semua mahluk harus menghormati toleransi karena pada dasarnya Tuhan menciptakan manusia berbeda-beda.

Pendeta Heru juga menekankan pentingnya kesadaran untuk kita semua menjaga toleransi sebagai wujud ketaatan kita terhadap Tuhan. Selain itu Pendeta Heru juga menyerukan kepada para hadirin, jika ingin toleransi benar-benar terwujud, kita semua harus terus hidup dalam kasih dan kebaikan.

Pernyataan yang hampir sama juga dinyatakan oleh pembicara lain yang mewakili agama Budha dan Islam. Pemaparan dari dari para narasumber langsung mendapat respon dari para hadirin. Para hadirin terlihat begitu antusias untuk menggapi dan mengutarakan pandangan mereka soal toleransi.

Ada beberapa penanya yang muncul, salah satunya adalah wakil dari FPI. Sayangnya, waktu yang diberikan dari panitia tidak begitu banyak, sehingga jumlah penanyanya sangat dibatasi. Selain itu, wawasan dan pandangan kebangsaan untuk melihat masalah intoleransi yang nyata belum banyak dibahas.

Masalah-masalah besar seperti pelarangan ibadah dan penutupan tempat ibadah, serta penyerangan terhadap pemimpin dan simbol agama belum dibahas secara menyeluruh. Akan lebih menarik apabila diskusi ini mampu membahas solusi nyata untuk menghadapi tantangan intoleransi kedepan.

Pertemuan ini sendiri dihadiri oleh banyak tokoh agama dari berbagai aliran. Ada Kristen, Katolik, Budha, NU, Muhammadiyah, FPI, Gerakan Mahasiswa, dan sebagianya.

Comments

Related Articles

Back to top button