RenunganSpiritualitas

Warisan Rohani


Warisan RohaniBeritaMujizat.com – Renungan – Dalam bukunya ‘Berjalan dalam Kuasa Supranatural’ Bill Johnson menulis:

“orang-orang yang telah cukup diberkati untuk meninggalkan warisan yang cukup besar bagi anak-anak mereka, memberikan kepada anak-anak mereka suatu keuntungan karena dapat memulai lebih awal, dengan harapan anak-anak itu akan pergi lebih jauh, lebih cepat selama kehidupan mereka.  Dengan cara ini, satu generasi menyediakan suatu dorongan bagi generasi selanjutnya. Warisan rohani bekerja dengan cara yang sama. Hal itu memungkinkan generasi selanjutnya untuk memulai dari tempat yang ditinggalkan oleh generasi yang sebelumnya.”

Hal ini menjadi sangat menarik dan Alkitabiah. Bagaimana Tuhan mengajarkan kepada kita bukan untuk sekedar bekerja di ladang-Nya tanpa sebuah pijakan, tetapi ada sebuah pijakan berupa ‘warisan’ yang dapat menjadi sebuah awalan yang kuat untuk kita memulai pekerjaan kita di ladang-Nya.

Dalam perumpamaan tentang talenta yang Tuhan Yesus ajarkan pada murid-murid-Nya (Matius 25), DIA sedang mengajarkan bahwa Sang Tuan telah memberi ‘modal’ awal untuk memulai perjalanan. Alasan mengapa hamba yang menerima satu talenta menerima hukuman adalah karena hamba itu tidak mengembangkan apa yang telah ‘diwariskan’ kepadanya menjadi sesuatu yang lebih besar.

Tuhan mau supaya setiap hal yang telah dipercayakan itu dikembangkan. Warisan yang diberikan bukan dimaksudkan supaya kita tidak mengerjakan apa-apa lagi dan sekedar menikmatinya, namun supaya kita bisa berjalan lebih jauh dengan awalan ‘modal’ yang telah diberikan sesuai kapasitas kita.

Ketika Daud menyampaikan kerinduannya hendak mendirikan Bait Suci, Tuhan Allah tidak meloloskan keinginannya karena terlalu banyak darah yang telah Daud tumpahkan dalam masa perang. Tuhan Allah menetapkan seorang keturunan Daud yang akan diberi kasih karunia untuk mendirikan Bait Suci, yaitu Salomo (1 Tawarikh 22).

Namun hal ini tidak serta merta membuat Daud putus asa ataupun berdiam diri, tapi Daud justru dengan giat menyediakan sebuah warisan untuk mempersiapkan pembangunan Bait Suci oleh Salomo. Daud memastikan pembangunan Bait Suci mendapat bahan-bahan yang terbaik dan dalam jumlah yang cukup.

Warisan Daud membuat Salomo tidak perlu memulai dari awal mengumpulkan apa yang dibutuhkan untuk membangun Bait Suci, tetapi melanjutkan apa yang telah Daud wariskan. Ini yang membuat segala sesuatunya lebih efektif dan efisien.

Warisan secara rohani dari generasi ke generasi seharusnya juga bekerja dengan cara demikian. Apa yang sudah dikerjakan oleh generasi sebelumnya dalam pergerakan rohani akan diwarisi oleh generasi berikutnya sebagai sebuah pijakan yang kuat untuk memulai perjalanan rohani yang lebih jauh lagi.

Hal ini membuat kalimat ‘Setiap orang ada masanya, dan setiap masa ada orangnya’ menjadi sangat alkitabiah. Secara profetis warisan rohani seperti sebuah tongkat estafet yang terus diberikan dari satu generasi ke generasi berikutnya, dimana generasi berikutnya yang menerima tongkat estafet itun akan berlari lebih jauh dalam masa yang berbeda dan bahkan dalam level yang berbeda.

Apabila pola warisan ini berjalan dengan benar sesuai yang Tuhan mau, maka perjalanan pergerakan Tuhan di Bangsa Indonesia bahkan Bangsa-bangsa menjadi sangat efektif. Apa yang telah ditabur dan dikerjakan oleh generasi sebelumnya tidak hanya berhenti menjadi monumen saja, tetapi secara berkesinambungan dikerjakan oleh generasi yang berikutnya.

Untuk memberikan warisan rohani dari generasi ke generasi ini dibutuhkan kapasitas hati yang besar. Tuhan Yesus sendiri telah memberi teladan melalui perkataan-Nya dalam Yohanes 14:12,

“Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada itu..”

Dibutuhkan kapasitas hati yang besar untuk memberikan sebuah warisan pada generasi selanjutnya,
membiarkan generasi selanjutnya melanjutkan tongkat estafet yang selama ini sudah dibawa, untuk kemudian membuat tongkat estafet pergerakan Tuhan itu maju lebih jauh lagi.

Dan dibutuhkan kesiapan serta kapasitas iman yang besar bagi generasi selanjutnya untuk menerima sebuah warisan dan mengerjakannya hingga apa yang menjadi kehendak Tuhan terlaksana.

 

Penulis  : Prabandari Adinda Rukmi (Relawan Gerakan Indonesia Berdoa)
Editor    : Institut Karismatik Reformasi Indonesia

 

Comments

Related Articles

Back to top button